Manusia dan Keindahan
Manusia dan Keindahan
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya maka kita telah menyelesaikan sebuah karya tulis ini tepat
waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Manusia
dan Keindahan. Dalam
pembahasannya, makalah ini membahasa tentang pengertian keindahan, perbedaan
antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak, nilai etektik, perbedaan nilai
ekstrinsik dengan nilai instrinstik. Melalui kata pengantar ini penulis lebih
dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat. Dengan ini kami
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa hormat dan terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia
dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya baik dari dalam,
dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan
identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keindahan
Kata
keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
(meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung,
rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan
sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik
dengankebenaran.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan
bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya
Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai
arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat
-diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
·
Nilai Etetik
Dalam rangka terori umum
tentang “The LianhGie” menjelaskan bahwa pengertian yang dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya niali moral, nilai ekonomi, nilai
pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estentik. Dalam bidang
filsafat, istilah sering kalin dipakai sebagai kata benda abstrak yang berarti
keberhargaan (wort) atau kebaikan (goodness)
Dalam
“dictionaryofsociologyandrelateecience” diberikan rumusan tentang nilai sebagai
berikut.. kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan
keinginan manusia, sifat suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu
kelompok.
·
Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari
suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental!
Contributoryvalue”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu
contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,
irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
·
Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari
benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada
pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
·
Kontemplasi dan
Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan
sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau
berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan
tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Manusia menciptakan berbagai macam
peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini
dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan
yang dihasilkan oleh kontemplasi.
2.2 Renungan
Renungan berasal dari kata renung.
Merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
secara mendalam. Renunagn adalah hasil merenung . Orang yang merenungkan setiap
kegiatannya/segenap pengetahuannya yang dia miliki dapat disebut berfilsafat.
Tetapi tidak semua orang mampu berpikir kekilsafan. Dimanakekilsafan
mendasarkan diri pada penalaran.
Renungan atau pemikiran
berhubungan dengan keindahan didasarkan atas 3 macam teri yaitu:
1.
Teori metafisika, plato mendalilkan
adanya dunia ide para taraf yang tertinggi, sebagai realitaillahi itu.
2.
Teori pengungkapan, dam teori ini
dikatakan oleh BenedeltoCroce. Bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan yang
dimiliki seserang
Teori psikolgis, dinyatakan bahwa proses
penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bawah sadar dari serang seniman.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan
dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena
dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok,
kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan
seimbang.
Perpaduan misalnya : Lagu atau
nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita
dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas.
Teori estetika keindahan adalah Jean M.
Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan
penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah
juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non EstDisputandum” selera keindahan tak
bisa diperdebatkan.
2.
Kelompok yang berpendapat
bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan
nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang
lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan
yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada
apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
BAB III PENUTUP
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali
dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya baik dari dalam, dari luar, maupun
yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat
indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas
mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah
dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Selain arti dari kata keindahan,
keindahan dibagi lagi menjadi nilai etetik, dan perbedaan nilai ekstensik
dengan nilai instinsik, kontemplasi dan ekstansi. Nilai etetik Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributoryvalue”), yakni nilai yang
bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi. Nilai intrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun
demi kepentingan benda itu sendiri. Kontemplasi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu
proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari
nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Renungan atau pemikiran
berhubungan dengan keindahan didasarkan atas 3 macam teri yaitu:
1.
Teori metafisika, plato mendalilkan
adanya dunia ide para taraf yang tertinggi, sebagai realitaillahi itu.
2.
Teori pengungkapan, dam teori ini
dikatakan oleh BenedeltoCroce. Bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan yang
dimiliki seserang
3.
Teori psikolgis, dinyatakan bahwa proses
penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bawah sadar dari serang seniman.
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari
kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan
sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.
Keserasian dibagi juga dalam teori-teorinya yaitu:
1.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan
penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah
juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non EstDisputandum” selera keindahan tak
bisa diperdebatkan.
2.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan
nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang
lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3.
Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan
yang objektif. Artinya kualitas keindahan itu baru
ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar