MANUSIA DAN PADANGAN HIDUP

Cerpen Budaya 
 
Tinggalah dua orang gadis kembar bernama Rey dan Key namun mereka berbeda sifat. Rey memiliki sifat yang ramah sedangkan Key tidak. Orangtuanya meninggal satu tahun yang lalu, sejak saat itulah Rey dan Key tinggal bersama pamannya di kota. Namun kali ini mereka tinggal di desa rumah kakeknya karena paman mereka harus pergi ke singapura untuk mengurus perusahaannya dan tidak bisa membawa Rey dan Key ke singapura pula. Dengan terpaksa paman mereka memindahkan Rey dan Key ke desa. Baru pertama kalinya ini Key tinggal di desa sedangkan Rey sudah berkali-kalinya dan terbiasa tinggal di desa karena setiap liburan sekolah Rey selalu berkunjung ke desa daripada Key yang memilih liburan ke luar negeri. 

Bagi Key hidup di desa bukanlah hal yang mudah. Banyak tradisi dan berbagai budaya yang masih melekat pada masyarakat desa. Key sangat tidak suka dengan budaya indonesia oleh karena itu ia tidak mengenal berbagai budaya indonesia. Hari ini adalah hari pertama Rey dan Key tinggal di desa. Pagi-pagi sekali sebelum sang surya tampak Rey sudah bangun. Perlahan-lahan sang surya mulai tampak dari ufuk timur. Sang surya kian meninggi menerangi desa Bumiperta. Setetes embun yang tergantung gantung di ujung daun bakung perlahan-lahan mulai lenyap dari pandangan mata. Jam dinding menunjukkan pukul 10.00 wib. Rey sibuk membersihkan gudang. 
Terkadang terdengar suara batuk-batuk Rey karena terkena debu yang berhamburan. Dirapikannya barang-barang yang ada di gudang. Dilihatnya berbagai jenis wayang milik kakenya lalu dimainkannya, Rey sangat suka sekali memainkan wayang seperti kakeknya. Dulu bila dia berlibur di desa, setiap malam bulan purnama kakeknya selalu mengajari Rey bermain wayang dan berbagai permainan tradisional lainnya. Sedang asyik-asyiknya Rey bermain wayang, tiba-tiba pintu gudang terbuka dan ternyata neneknya datang.
“Oh Nenek,” ucap Rey sambil melanjutkan bermain wayangnya.
“Tadi Nenek mendaftarkan kamu sama Key sekolah di SD bumiperta yang hanya satu-satunya SD di desa ini, dan besok kalian diperbolehkan masuk sekolah,” ucap neneknya.
“Makasih ya Nek,” ucap Rey.
“Ajak Key main ke luar biar tidak bosan. Sedari tadi Key tidak ke luar kamar kan?” Ucap neneknya.
“Iya Nek. Memang dari tadi Key tidak ke luar kamar,” ucap Rey.

Setelah itu neneknya berlalu meninggalkan Rey dan Rey kembali meneruskan membereskan gudang. Setelah selesai membereskan gudang Rey menuju ke kamarnya di mana di kamarnya ada Key yang sedang memainkan gadgetnya sambil memakan aneka makanan ringan. Key memang suka begitu. Bila ia tidak suka pada sesuatu seperti sekarang ia tidak suka tinggal di desa, ia suka berdiam diri di kamar sambil main gadgetnya.

“Key main ke luar yuk, seru kalau main di luar!” ajak Rey.
“Enggak asyik kalau main di luar. Asyikan main gadget. Di luar panas nanti kalau kulit aku hitam bagaimana?” ucap Key. “Key ini bukan di kota yang hawanya panas. Ini di desa hawanya gak sepanas di kota,” ucap Rey.
“Pokoknya enggak, kenapa enggak kamu aja?”

Rey pun ke luar dari kamarnya meninggalkan Key sendirian. Rey duduk di bawah sambil memainkan beberapa wayang kulit semilir angin menerpa wajah Rey yang senang, tiba-tiba kakeknya datang dan juga turut ikut Rey memainkan wayang kulit. Dengan diam-diam Key mengintip Rey yang sedang memainkan wayang itu dari jendela kamarnya. Key bingung apa yang dimainkan Rey itu. Tidak terasa hari ini adalah hari kedua Rey dan Key tinggal di desa dan hari ini adalah hari pertama Rey dan Key sekolah di SD Bumiperta. Rey dan Key memasuki sekolah barunya lalu pergi menuju kelasnya. Di saat jam pertama Rey dan Key memperkenalkan diri. Setelah berkenalan Rey dan Key duduk dan mengikuti pelajaran. 
Pelajaran pertama hari ini adalah seni budaya yang bertema alat musik.
Bu Inne menyuruh anak-anak masuk ke ruang musik untuk memainkan alat musik daerah dan melihat keterampilan dalam bermain. Satu per satu anak dipanggil dan kini giliran Rey. Dengan senangnya Rey memainkan alat musik angklung. Bu Inne merasa puas melihat kepandaian Rey memainkan alat musik angklung. Dan kini giliran Key. Key maju dengan bingung, ia berdiri kaku sambil menatap alat musik yang ada. Ia bukan bingung harus memainkan alat musik yang mana namun ia bingung bagaimana cara memainkannya. 5 menit lamanya Key berdiri kaku dengan kebingungan.

“Key kamu mau memainkan alat musik yang mana?” tanya bu Inne.
“Saya bingung Bu. Saya tidak tahu cara memainkannya,” ucap Key dengan sedikit malu.
“Baiklah. Saya kira kamu dapat memainkannya. Kalau begitu kamu harus banyak berlatih dan bertanya pada Rey. Setelah pulang sekolah kamu dapat latihan sama Rey. Saya rasa Rey dapat melatih Key,” ucap bu Inne.
“Siap Bu. Saya dapat melatih Key,” ucap Rey dengan semangat.
“Baiklah,”

Setelah pulang sekolah Rey mengajak Key latihan memainkan alat musik. Sebelumnya Rey menjelaskan alat-alat musik yang ada. “Ini namanya angklung, ini terbuat dari bambu alat ini dari jawa barat. Ini gamelan jawa alat ini dari jawa tengah. Ini garantung berupa bilah-bilah kayu yang digantung berasal dari tapanuli,” jelas Rey.
Key menyimak penjelasan Rey dengan saksama. “Kalau yang ini apa?” tanya Key yang menunjuk ke arah sebuah benda seperti gitar. “Ini namanya kecapi, gitar kecil dengan dua dawai. Kalau ini rebab alat musik gesek dari jawa barat. Kalau ini namanya sampek sejenis gitar dari kalimantan. Lalu yang ini namanya gong,” jelas Rey.
Selanjutnya Rey mengajari Key bermain alat musik angklung, karena Key ingin memainkan alat musik angklung. Dengan dibantu Rey perlahan lahan Key dapat memainkannya.

“Ternyata banyak juga ya alat musiknya,” ucap Key.
“Iya. Namanya budaya indonesia,” ucap Rey.
“Kenapa tadi kamu langsung bisa memainkan alat musiknya?” tanya Key.
“Karena aku selalu berlatih. Setiap aku berlibur di desa aku selalu berlatih diajari Kakek. Kakek jago dalam hal alat musik. Makanya kamu harus tahu budaya indonesia, kita orang indonesia seharusnya tahu dong budaya kita,” ucap Rey.
Kedua saudara kembar itu berjalan sambil bergandeng tangan untuk pulang ke rumah. Matahari turut mengiringi langkah mereka untuk menuju ke lomba.
“Bagaimana sekolah kalian? Apa kalian bisa mengikuti pelajaran?” tanya kakek pada suatu hari di bawah pohon mangga.
“Enggak Kek. Sama sekali enggak enak tinggal di desa. Apalagi sekolah baru aku sekarang. Dan ternyata sekolah baru aku penuh dengan budaya Kek. Aku sama sekali tidak menyukai budaya Kek,” ucap Key.
“Justru bagus itu Key. Kalian dapat mempelajari budaya-budaya indonesia. Kakek memang sengaja menyuruh Nenek kalian untuk mendaftarkan kalian di SD Bumiperta yang penuh budaya agar kalian dapat mengetahui keragaman budaya indonesia dari sabang sampai merauke dan tidak pernah melupakan keanekaragaman budaya indonesia. Kakek tahu pasti kamu sudah lupa kan sama kekayaan budaya indonesia Key?” tanya kakeknya.

“Iya Key memang lupa dengan budaya indonesia, kemarin Kek di sekolahan dia tidak dapat memainkan alat musik,” ucap Rey. Mendengar ucapan Rey. Key tersipu malu. “Kamu harus banyak mengenal kebudayaan indonesia Key. Kakek tidak mau cucu Kakek ini melupakan budayanya sendiri. Rupanya Kakek harus memperkenalkan kamu dengan budaya-budaya indonesia agar kamu tahu budaya indonesia. Pasti nanti kamu akan kagum dengan keanekaragaman budaya indonesia,” ucap kakek.

Hari demi hari dijalani oleh Rey dan Key. Semakin hari Key merasakan tidak betah tinggal di desa Bumiperta yang penuh dengan kebudayaan. Sudah satu minggu lamanya Rey dan Key tinggal di desa. Mau tidak mau Key harus terbiasa dengan hidupnya di desa yang penuh dengan kebudayaan. Siang ini Rey mengajak Key bermain di luar bersama teman-temannya. Kebetulan Key juga bosan di rumah main gadget terus. Kali ini Rey. Key dan teman main permainan tradisional yaitu gobak sodor. Walau Key sedikit bingung cara mainnya bagaimana namun akhirnya ia juga paham. Lalu Key mencoba bermain congklak bersama Fatin.

“Ternyata bermain di luar lebih seru dari pada main gadget,” gumam Key.
“Key, nanti malam mau ikut kita nonton wayang tidak di balai dusun?” tanya Fatin sambil bermain congklak.
“Wayang! Wayang itu film? Film apa?” Key balik bertanya.
Fatin menepuk jidatnya.
“Ya ampun Key. Makanya dong tahu budaya indonesia. Wayang itu seni pertunjukan rakyat atau teater rakyat dan yang memainkannya adalah seorang dalang. Jenis-jenis wayang itu beragam ada wayang kulit, wayang golek, wayang orang, wayang-wayang krucil, wayang bali, wayang krucil dan masih banyak lagi Key,” jelas Fatin.
“Aku kan tidak suka budaya indonesia makanya aku gak tahu,” batin Key.
“Ya udah nanti malam kamu juga tahu,” lanjut Fatin beberapa menit kemudian. Sehabis bermain bersama teman-temannya, Key duduk di bawah pohon mangga di halaman rumahnya. Ia menunggu Rey pulang dari rumah temannya. Tiba-tiba dilihatnya Rey dari kejauhan yang berjalan menuju rumah.
“Hai Rey. Oh ya nanti malam nonton wayang yuk?” ajak Key.
“Harus dong kita nonton wayang. Kan ada Kakek,” ucap Rey.
“Kakek juga ikut nonton Rey?” tanya Key.
“Kakek jadi dalangnya,” ucap Rey.
“Dalang itu apa Rey?” tanya Key lagi.
“Dalang itu orang yang memainkan wayang, nanti kamu juga tahu. Ya udah yuk kita masuk ke dalam rumah,” jelas Rey.
Malam pun tiba. Key sudah siap siap untuk pergi menonton wayang di balai desa. Kakek sudah terlebih dahulu pergi ke balai desa. Mala mini Key berangkat dengan Rey, nenek tidak bisa ikut karena sakit.
“Ayo berangkat,” ajak Key.
“Nanti dulu Key baru jam 19.00, wayang belum mulai. Biasanya mulainya jam 21.00,” ucap Rey.
“Yah,” keluh Key.
“Ya udah, sambil menunggu wayang mulai kita main gobak sodor di bawah sinar bulan purnama bersama teman-teman. Itu teman-teman,” ucap Rey sambil menunjuk ke arah teman-teman di depan rumah. Teman-teman mereka melambaikan tangan.
“Ayo lagian aku belum merasakan main gobak sodor di bawah sinar bulan purnama. Pasti seru,” ucap Key.
“Tidak kalah serunya dari pada main gobak sodor di siang hari atau sore hari,”
Pukul 00.00 Rey dan Key baru pulang dari balai desa. Kini Key tahu dalang dan wayang itu apa dan wayang bukanlah film yang dipikirkan Key sebelumnya. Rey dan Key segera tidur terlelap ketika telah sampai di rumah. Waktu berjalan cepat dan semakin hari Key mengalami perubahan. Ia bukan yang dulu lagi yang tidak menyukai dan tidak mengenali budaya indonesia. Key sadar bahwa budaya indonesia sangat indah itu yang membuat Key tertarik. Kini Key mencintai budaya indonesia. Semua in juga berkat kakeknya yang setiap hari memperkenalkan Key tentang keberagaman budaya indonesia, hal itulah yang membuat Key semakin tertarik, rasanya Key ingin mengenalnya lebih dekat. 
Alat musik seluruh nusantara ia pun hampir dapat memainkannya. Selain dapat memainkan berbagai alat musik ia juga dapat memainkan beberapa jenis tarian, termasuk tarian daerahnya. Key bukanlah orang yang suka memainkan gadget tapi suka memainkan berbagai alat musik. Ia juga sangat menyukai kesenian rakyat seperti reog. Terkadang dalam acara tahunan Rey dan Key mengikuti reog. Mereka adalah saudara kembar yang kini sama-sama mencintai kebudayaan indonesia dengan tekad ingin mengenal budaya lebih dekat lagi. 
Cerpen Karangan: Lia susilowati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Layanan Sistem Informasi - Richeese Factory

ANIMASI

Konsep Ilmu Budaya Dasar